GUNUNG SLAMET


Puncak Gunung Slamet Via Permadi Guci.


Gunung Slamet adalah gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan ketinggian sekitar 3.428 meter di atas permukaan laut, menjadikannya gunung tertinggi di provinsi Jawa Tengah. Gunung ini Dijuluki "Atap Jawa Tengah," Gunung Slamet terkenal karena puncaknya yang mendominasi cakra wala dan sering diselimuti kabut. Gunung ini memiliki daya tarik wisata alam dan pendakian yang populer, meski medannya cukup menantang.

Secara geologis, Gunung Slamet termasuk dalam kategori gunung stratovolkano dan telah mengalami beberapa letusan kecil selama berabad-abad. Selain sebagai objek wisata alam, Gunung Slamet juga memiliki peran penting dalam budaya lokal, sering dikaitkan dengan mitos dan legenda.

Saya sudah mendaki Gunung Slamet untuk yang ke-3 kalinya yang terakhir saya melewati Jalur Pendakian Via Bambangan, Purbalingga. Dimana jalurnya yang sangat mendominasi tanjakan teruss menerus hingga sampai pada puncak nya.

Pelawangan Gunung Slamet Via Bambangan

Saya merencanakan pendakian bersama 5 teman saya ditanggal 17-18 Agustus 2024. Awalnya saya ingin merencanakan pada tanggal 16-17 Agustus supaya biar bisa upacara di puncak Gunung Slamet. Karena saya dan teman-teman pada tanggal 17 Agustus harus mengikuti upacara pada hari itu dan di absen alhasil kita harus mengikuti upacara di sekolahan tersebut. Kami bersiap' setelah pulang upacara untuk membeli logistik dan mempersiapkan alat' pendakian. Titik kumpul ada di rumah teman saya bernama idos rumahnya berada di Bandarsari. Kami melakukan packing pada siang hari, setelah selesai packing kami berangkat ke basecamp bambangan pada sore hari, butuh waktu perjalanan 1 jam lebih. Kami sampai di bc bambangan magrib, dan kami langsung mencari tempat parkir dan melakukan sholat berjamaah di masjid terdekat. Setalah itu, kami melakukan registrasi untuk pendakian dengan membayar registrasi Rp.25.000,00 per orang nya. Kami melakukan pendakian setelah isya ( setelah kami sholat isya). Kami tidak menggunakan jasa ojek karna yang lumayan harga nya akhirnya kami lebih memilih untuk jalan kaki. Karena kami juga masi sanggup untuk jalan kaki juga toh, dari pada bayar untuk ojek lebih baik jalan kaki saja lebih hemat uang pikir kami. Kami sampai di tempat camp atau POS V pada tengah hari yaitu jam 12 malam, kami langsung mencari tempat yang masih tersisa dan mendirikan tenda karena tempat nya yang begitu ramai.

Kami melakukan summit atau perjalanan dari tempat camp menuju puncak pada pukul jam 02.00 Wib. Saat perjalanan lumayan ramai alhasil harus mengantri juga dan terkadang menyalip yang sedang istirahat. Sampai di pelawangan atau POS IX pada pukul 6 kurang dan kami mendapatkan view sunrise yang memukau dengan pemandangan sindoro sumbing dari kejauhan. Setelah menikmati kami melakukan perjalanan ke puncak dan sampai pada puncak pukul 06.30 WIB. Setelah istirahat di puncak dan tidak lupa juga foto-foto kita turun ke bawah, saat turun saya ckup terkejut karena jalurnya yang begitu berdebu karna pada malam hari saya tidak dapat melihat jelas dan tidak tersadar. Saya menyarankan untuk membawa buff/masker dan juga kacamata karena jalurnya yang begitu berdebu sering kali masuk mata dan membuat mata perih.

Ini pengalaman yang begitu membekas di ingatan, apalagi di beri pemandangan yang begitu menakjubkan dan rasa lelah mendaki seakan akan hilang saat mendapatkan view yang sangat indah atau mungkin saya menyebutkan nya lukisan alam.